Friday, August 24, 2007

Sejarah,
Membataskan kegilaanku,
Pada kedhaifan dan kenaifan.

Sejarah,
Mencampakkan aku,
Ke lurah pengetahuan,
Aku ditimpa,
penyakit kesahihan yang bertubi-tubi.

Melarikan diri dari sejarah,
Umpama meletakkan diri,
Di tebing tertinggi Grand Canyon.
Ia seolah-olah menafikan hembusan
Ilmu seorang guru pada si murid.

Padaku, aku tabalkan sultan,
Yang isinya sejarah,
Kerana ia akan setia menjadi batasan,
Sempadan tindakan dan perlakuan,
Kerana ia bakal menjadi perhatian,
Jiwa yang melirih penuh kedhaifan.

Moga sejarah itu menjadi pokok,
yang cabangnya ku rintis,
dengan bilah-bilah ketaqwaan,
moga sirah itu terpahat,
dalam sanubari insan.
Moga kelak sejarah,
Menjadi tunjang dan penghubung,
Antara dua zaman.


Regards
Faqir il Allah
Sejarah
Majulah ikhwah untuk Dakwah
EF
Loyal Mujahid

Terkadang ku takut, Ya Allah,
Kerna diri ini, bila iri,
Lantas ia sering melupai,
Cebisan kerisauan itu, sering
saja membuatkan diri rasa sunyi-

Lantaran kedhaifan diri
yang begitu meragut,
Kerap aku mengecam,
selepas puas dikecam,
namun penghujungnya, penyudahnya,
membutakan hati, merencatkan minda,

Aku risau, lantaran nama-nama hebat,
Sering saja kedengarannya gugur,
Menggugupkan yang tinggal,
Adakah bisa diri ini juga merasa ,
kepahitan sang pengembala,
tatkala mengatur jarum-jarum,
kehidupannya.

Puas aku berkeras,
Untuk memaksa kejahilan,
Keluar dari lekuk-lekuk minda,
Supaya tiada lagi kekangan atau
Sebarang bentuk alasan.

Apakah kekacauan ini,
Bisa memekak telinga,
Dengan pendapat yang sering saja tersasul,
Dengan keputusan yang menzahirkan kebaculan.

Hampir tiba saatnya,
Sekarang diri perlu berdiri,
Kalau perlu ia dihadapan,
Ia jadi tamsilan,
Kalau perlu seiringan,
Ia jadi pedoman.


Regards
Faqir il Allah
Diri Ini
Majulah ikhwah untuk Dakwah
EF Loyal Mujahid



Demi masa,
Yang aku sering lari daripadanya,
Dimana aku menampakkan tawanya,
Menilai kehidupan pada kelompok kealpaan.

Sungguh, manusia itu dalam keraguan,
Pada masa, ruang dan tenaga,
Sungguh apa yang dibazirkan itu,
Bakal dituntut untuk perhitungan.

Apa yang hnedak dibahaskan,
Pada ketika dan saat yang dharurat ini,
Duduk sendiri, amal nafsi-nafsi,
Sedangkan titisan darah mencorak palitan jihad.

Persekitaran yang memerlukan pemantauan,
Pada ketika dunia meraung mengharap perhatian,
Disinilah aku dan kau bertindak,
Merenjis kembali mahmudah yang semakin sirna.

Inilah yang perlu kita turuti,
Membimbing mana yang tersasar,
Menasihati pada yang tergesa-gesa.


Regards,
Faqir il Allah
Demi Masa
Majulah ikhwah untuk Dakwah,
EF Loyal Mujahid.